Museum Misi Muntilan Pusat Animasi Misioner (MMM PAM) merupakan museum khusus yang ada sejak 23 Juli 1998 dan diresmikan pada 14 Desember 2004 oleh Uskup Agung Semarang, Monseignor Ignatius Suharyo. Pada awalnya museum ini adalah “Refleksi Sejarah Gereja Keuskupan Agung Semarang (KAS)” yang merupakan salah satu kegiatan untuk merayakan tahun emas (50 tahun) Gereja KAS pada 1991. Hasil refleksi tersebut dibukukan dalam buku “Sejarah Singkat Gereja KAS”.
Museum Misi Muntilan Pusat Animasi Misioner adalah museum yang menekankan pendalaman dan pengembangan pesan iman untuk kepentingan pengembangan gereja lokal, sehingga gereja semakin bermakna bagi warganya. Selain itu, museum ini merupakan bentuk pelayanan yang bisa menjadi alternatif untuk menjawab berbagai tantangan zaman. Museum ini berada di bawah kepemilikan Keuskupan Agung Semarang dan dikelola oleh Museum Misi Muntilan Pusat Animasi Misioner. Koleksi yang dipamerkan di museum ini adalah tekstil, kayu, logam, lukisan, dan keramik.
Usulan pendirian Museum Misi Muntilan disampaikan dalam kegiatan yang diberi nama “Refleksi Sejarah Gereja Keuskupan Agung Semarang”. Kegiatan tersebut diadakan untuk merayakan ulang tahun ke 50 tahun dari Gereja Keuskupan Agung Semarang pada tahun 1991. Pendirian museum kemudian dilakukan untuk keperluan pendalaman dan pengembangan gereja lokal. Akhirnya museum ini didirikan oleh Keuskupan Agung Semarang sebagai bentuk pelayanan agama yang mengikuti perkembangan zaman.[3] Perintis Museum Misi Muntilan adalah Pater Frans van Lith. Usulannya adalah pengadaan museum untuk pengembangan nilai – nilai karya misi Keuskupan Agung Semarang. Tujuan awalnya adalah membentuk persekutuan paguyuban – paguyuban murid–murid Tuhan Yesus Kristus. Museum ini kemudian dijadikan sebagai pusat kajian dalam bidang pendidikan, koleksi serta bidang preparasi dan konservasi.