Museum Bio Farma adalah museum khusus yang memberikan informasi tentang penemuan kesehatan, wabah yang terjadi sebelum vaksin ditemukan, serta peralatan yang digunakan sebelum Bio Farma didirikan. Pembangunan museum dilakukan di kawasan bangunan bersejarah Bio Farma. Peresmiannya diadakan pada tanggal 17 Desember 2015. Selain informasi tentang Bio Farma, museum Bio Farma juga memberikan informasi kepada masyarakat mengenai sejarah perkembangan vaksin dan serum di Indonesia. Museum ini berada dalam kepemilikan PT. Bio Farma. Pengelolaannya diserahkan kepada Corporate Communications Biofarma. Gedung museum dibangun pada tahun 1926 dengan nama Landskoepok Inricting en Instituut Pasteur. Gedung tersebut didesain oleh Charles Prosper Wolff Schoemaker. Tiap sudut dari atap dan genteng museum sangat curam dan daun jendelanya terbuat dari kayu jati. Perombakan dilakukan pada lantai pertama dan lantai kedua dari gedung selama tahun 2015. Pengerjaannya memerlukan waktu selama sembilan bulan. Museum Bio Farma beralamat di Jalan Pasteur Nomor 28, Sukajadi, Bandung, Jawa Barat. Titik koordinatnya adalah 6°53’58.1” Lintang Selatan dan 107°35’59.8” Bujur Timur. Museum Bio Farma dapat dicapai dari Bandar Udara Internasional Husein Sastranegara sejauh 4 km. Rute lainnya adalah dari Stasiun Bandung (3,3 km), Stasiun Kiaracondong (8,1 km) atau dari Terminal Leuwipanjang (6,9 km).
Saat ini, kawasan heritage Bio Farma suasananya asri dan masih menjaga keaslian bangunan
heritage yang didesain arsitek kenamaan Schoemaker. Pada Agustus mendatang, para pengunjung
akan merasakan pengalaman digital health tourism dengan dukungan VR dan informasi vaksin
kekinian.
Ke depan, museum pun akan lebih terbuka untuk wisatawan. Saat ini, pengunjung yang datang
hanya pelajar untuk study jumlahnya setiap pekan hanya 120 orang.
Lala mengatakan, wisata medis ala Bio Farma akan dibuta dengan konsep fun, menggabungkan
konsep wisata dengan edukasi vaksin hingga lifescience. Selain berjalan – jalan di area heritage, ke
depan pengunjung juga akan mendapatkan vaksin Flubio yang diberikan dengan harga paket
kompetitif. Saat ini, kawasan lab pengembangan berstatus akses terbatas sehingga pengunjung hanya bisa menikmatinya melalui VR. Namun, para pengunjung tetap akan mendapatkan informasi bagaimana cara memproduksi vaksin.