5.00
Informasi Kontak
Jalan Kebangkitan Nasional 2, Kecamatan Laweyan, Jawa Tengah 57141, Indonesia
Informasi Detail

umurun Private Museum adalah sebuah museum yang berlokasi di tengah kota Surakarta, tepatnya di jalan Kebangkitan Nasional No. 2/4, Sriwedari, Kecamatan Laweyan, Kota Surakarta.Terletak 700 meter di sebelah timur museum keris solo; 300 meter di sebelah selatan jalan slamet riyadi, di samping sate kambing pak manto; dan 200 meter di sebelah utara pasar kembang.[2] Museum yang tidak memiliki papan nama ini terlihat seperti rumah besar atau pabrik ketika di lihat dari luar. Museum ini memiliki dinding dan pagar bagian luar bercat putih dengan lokasi karya seni yang tertata rapih. Museum Tumurun telah menjadi destinasi baru yang di kunjungi di kota Solo. Tempat ini juga merupakan museum pribadi yang dikelola keluarga dari pendiri perusahaan tekstil terbesar di Asia, yaitu PT. Sri Rejeki Tekstil alias PT. Sritex. Berbagai karya seni yang dipamerkan merupakan koleksi pribadi milik keluarga besar Lukminto.

Museum Tumurun telah menjadi destinasi baru yang perlu dikunjungi di Kota Solo. Tempat ini merupakan museum pribadi yang dikelola keluarga Lukminto yang juga merupakan pendiri perusahaan tekstil terbesar Asia, PT. Sri Rejeki Tekstil alias PT. Sritex. Sekitar Maret 2018 museum ini dibuka hanya untuk keluarga dan kerabat. Kemudian pada awal April 2018 dibuka untuk umum secara gratis dengan melakukan reservasi terlebih dahulu. Berbagai karya seni yang dipamerkan di museum merupakan koleksi pribadi milik keluarga besar Lukminto. Maka dari itu, dipilihlah nama Tumurun. Nama itu berasal dari kata Turun Temurun yang berarti mewariskan dari generasi satu ke generasi lainnya. Iwan Kurniawan Lukminto, anak dari pemilik PT. Sritex (H.M. Lukminto), mendirikan museum ini sebagai bentuk penghormatan kepada sang Ayah yang juga seorang kolektor dan penikmat karya seni, sekaligus sebagai penghargaan untuk seniman Indonesia.

Tumurun Private Museum yang tidak memiliki papan nama ini terlihat seperti rumah besar atau pabrik ketika dilihat dari luar. Namun demikian, museum dengan dinding dan pagar bagian luar bercat putih ini memberi kesan yang berbeda dari museum-museum pada umumnya. Kesan modern begitu terasa saat memasuki museum yang di dalamnya juga dicat warna putih, dengan koleksi karya seni yang tertata rapih. Pencahayaan dan alunan musih yang baik juga menambah kesan modern museum ini. Suasana tersebut didukung dengan adanya AC yang membuat pengunjung tetap nyaman saat berkeliling menikmati koleksi karya seni di dalam museum ini. Meski semua orang bisa mengunjungi museum ini, ada beberapa hal yang harus diperharikan sebelum berkunjung.

Pertama, untuk dapat menikmati koleksi karya seni di museum ini, pengunjung tidak bisa datang begitu saja, melainkan harus melakukan reservasi terlebih dahulu di situs yang telah disediakan pihak museum. Dengan menerapkan sistem penjadwalan, museum yang buka pada hari senin sampai sabtu ini hanya menerima 10 reservasi setiap harinya. Setelah melakukan reservasi, pengunjung tidak perlu khawatir karena akan dibriefing oleh pemandu mengenai sejarah dan peraturan saat berada di dalam museum dan ditemani menjelajah museum ini selama satu jam. Ketiga, pengunjung diberi kesempatan untuk berfoto bebas selama 15 menit. Akan tetapi, pengunjung harus tetap memperhatikan aturan seperti tidak menyalakan flash, tidak menyentuh karya seni, dan tidak berfoto terlalu dekat. Pengunjung juga tidak perlu mengeluarkan biaya sepeserpun karena tujuan didirikannya museum ini adalah untuk mengedukasi masyarakat khususnya kaum muda.

Pada dasarnya, karya seni lokal maupun internasional yang menjadi koleksi Tumurun Private Museum merupakan koleksi pribadi milik keluarga besar Lukminto. Museum yang terdiri dari 2 lantai ini terkenal dengan tagline “Modern and Contemporary Art”. Lantai pertama digunakan untuk memamerkan karya seni kontemporer yang bisa dinikmati oleh semua pengunjung. Sedangkan lantai dua digunakan untuk memamerkan karya modern yang hanya dapat dibikmati oleh keluarga Lukminto. Meskipun lantai atas tidak dibuka untuk publik dengan alasan keamanan karya, namun pengunjung tetap bisa memperoleh informasi terkait koleksi melalui guide. Modern art sebagai ciri khas lantai atas menampilkan beberapa koleksi karya seniman old master. Beberapa karya seni terkenal yang ditampilkan misalnya adalah lukisan milik Affandi, Antonio Blanco, Basoeki Abdullah, Walter Spies, Raden Saleh, dan lainnya.

Untuk lantai dasar sendiri, ada sekitar 100 karya seni yang dipajang. Di bagian depan ruang pamer, pengunjung akan dibuat kagum dengan seni instalasi “Floating Eyes” karya Wedhar Riyadi yang berjudul “Changing Perspectives”, instalasi berbentuk susunan bola mata dengan tinggi 7 meter yang menjadi salah satu objek ikonik dari Tumurun Private Museum.
Masih di lantai dasar bagian depan, tepat di dekat karya patung Wedhar Riyadi Floating Eyes, pengunjung juga akan menemukan mobil antik Mercedes Benz tahun 1972 yang terparkir begitu anggun dan cantiknya. Tak kalah menarik, beberapa karya milik Heri Dono, Handiwirman Saputra, AD Pirous, J.A. Pramuhendra, Eddy Susanto, Eko Nugroho, Eddie Hara, dan Entang Wiharso juga dipamerkan di lantai dasar Tumurun. Berikut tampilan karya-karya tersebut;
-Karya patung Handiwirman Saputra yang berjudul “Tutur Karena – dan Bentuk di Atas Karena Sangkutan” yang dibuat pada tahun 2017. Objek tidak biasa menjadikan karya tersebut rumit untuk di apresiasi, hal tersebut dimaksudkan Handi agar pengunjung menghadirkan persepsi tersendiri saat melihatnya.
-Karya Abdul Djalil Pirous, seorang old master seni rupa sekaligus sebagai perupa kontemporer yang cenderung bernafas Islami yang berjudul “Sapalah Kehidupan dengan Ramah” yang dibuat pada tahun 2013. Sebuah karya lukis yang dipadukan dengan seni kaligrafi dari sebait ayat Surat Al-Isra’ yang berarti, “dan janganlah berjalan di muka bumi dengan sombong, sungguh tidak kau dapat menembus bumi. Dan tiada kau mencapai ketinggian gunung.” Pada bagian atas lukisan, terdapat material mengkilat berwarna keemasan yang terbuat dari “leaf gold”, emas yang dipalu menjadi lembaran-lembaran tipis. Hal itu mengisyaratkan akan kesucian dan kemewahan karya.
-Masih banyak lukisan luar biasa dengan media pembuatan dan teknik yang mampu membuat takjub para pengunjung saat melihatnya. Antara lain:

-Lukisan dengan arang sebagai media lukisnya karya J.A. Pramuhendra yang berjudul “A Heaven Tale”.
Tidak kalah menariknya, lukisan karya Eddy Susanto yang berjudul “Melencolia I” di mana lukisannya terbentuk dari rangkaian cerita yang ditulis dengan Aksara Jawa, dan masih banyak lagi lukisan-lukisan hasil karya para seniman hebat.
Tak hanya koleksi lokal karya seniman Indonesia, koleksi internasional pun bisa kita nikmati di museum ini, seperti dari Jepang, Filipina, Singapura, dan Amerika yang tentunya menyajikan keunikan dan kemewahan tersendiri.

Layanan Yang Tersedia
Area Outdoor
Bisa Grup
Area Parkir
Toilet
Masjid




museum lainnya

PT. NISSIN BISCUIT INDONESIA
3.628
Kecamatan Ungaran Timur, Jawa Tengah 50519, Indonesia
Tumurun Private Museum
5.01
Jalan Kebangkitan Nasional 2, Kecamatan Laweyan, Jawa Tengah 57141, Indonesia
Museum Gumuk Pasir, Kretek
Jalan Tugu Gentong RT 03, Kecamatan Kasihan, Daerah Istimewa Yogyakarta 55184, Indonesia


Kategori lainnya