Selain peninggalan perang, pengunjung bisa belajar sejarah perminyakan di Tarakan dengan menyambangi bangunan di samping Museum Sejarah Perang Dunia. Di Museum Sejarah Perminyakan ini, dipamerkan berbagai barang yang digunakan untuk mengebor minyak di Tarakan. Ada pula detektor gas, alat laboratorium, dan mata bor. Koleksi lainnya adalah alat penampung minyak, pakaian pekerja, alat kantor, sampai pemadam api. Pengunjung juga bisa melihat miniatur pompa minyak dan maket gambaran industri minyak dari hulu sampai hilir di museum ini.Semua barang di museum ini adalah hibah perusahaan minyak yang beroperasi di Tarakan, yakni Pertamina dan Medco. Keduanya bekerja sama dengan Pemerintah Kota Tarakan.
Isi Museum Sejarah Perang Dunia adalah peninggalan Perang Dunia II yang terjadi di kawasan Tarakan. Pada tahun 1942, Jepang berhasil merebut Kota Minyak ini dari tangan Belanda.
Benda-benda sejarah perang dipamerkan di sudut museum. Beberapa di antaranya adalah senjata, katana, hingga baju perang. Ada pula potongan baling-baling pesawat tempur yang turut dipamerkan di sana.
Tidak hanya benda sejarah perang dunia saja. Dipamerkan pula barang lain seperti sepeda tua, keramik lantai, piring, prasasti, dan uang zaman dulu.
Selain pameran benda, ada pula maket situs pertahanan Belanda dan Jepang di kawasan Tarakan. Foto-foto zaman dulu saat pendudukan Belanda dan Jepang juga menghiasi dinding museum.
Sebenarnya, masih banyak jejak perang lain yang masih bisa ditemukan di Tarakan. Berbagai situs perang seperti bunker dan meriam di Bukit Peningki Lama serta Juata Laut masih ada sampai sekarang.
Ada pula Tugu Australia. Negeri Kanguru itu juga ikut berperang di Tarakan karena bersekutu dengan Belanda. Peninggalan lain contohnya adalah Tugu Jepang dan terowongan.