Indonesia pernah dijajah kolonial Belanda selama 3,5 abad lamanya. Dalam kisaran waktu yang panjang itu, banyak peninggalan Belanda seperti gedung-gedung yang dibangun di era kolonial masih bisa kita nikmati dan terjaga keutuhannya hingga saat ini. Salah satunya adalah Museum Bank Mandiri yang terletak di bagian barat Jakarta, tepatnya di Jalan Lapangan Stasiun No. 1.
Museum Bank Mandiri awalnya adalah Gedung Nederlandsche Handel-Maatschappij (NHM) atau Factorji Batavia. Gedung ini merupakan perusahaan dagang milik Belanda yang kemudian berkembang menjadi perusahaan di bidang perbankan. Perusahaan inilah yang menjadi cikal bakal berdirinya Museum Bank Mandiri.
Didirikan pada tahun 1929, Gedung NHM diarsiteki oleh dua pria berkebangsaan Belanda, yaitu J.J.J. de Bruyn, A.P. Smits, dan C. Van de Linde di tahun 1929. Baru pada tahun 1960, gedung beralih menjadi milik Indonesia, setelah NHM dinasionalisasi untuk keperluan perbankan nasional.
Pada tanggal 2 Oktober 1998, Gedung NHM resmi dijadikan sebagai Museum Bank Mandiri. Dari museum ini, kita dapat mengenal cerita mengenai dunia perbankan berupa sejarah, pengetahuan, dan asal mula alat perbankan nasional.
Memiliki lahan seluas 10.039 M persegi, museum ini masih mempertahankan bentuk aslinya. Ini bisa dilihat dari bentuk ubin serta dinding yang identik dengan zaman kolonial Belanda.
Memasuki halaman lobi museum, terdapat meja teller sepajang 122 meter. Di bagian tengah ruangan, terdapat buku besar pertama yang mencatat berbagai laporan keuangan NHM pada zamannya. Buku ini dioperasikan pada tahun 1935-1936 dengan ukuran mencapai 67x54x13 centimeter. Buku ini memiliki 234 lembar serta berat mencapai 28 kilogram.
Di samping meja teller, terdapat ruang khusus tionghoa. ruangan ini difungsikan untuk para orang keturunan Cina. Sejarah ruangan ini mengacu pada waktu itu warga keturunan banyak yang berprofesi sebagai pedagang dan mengelola perkebunan.
Lebih kedalam lagi, pengunjung dapat melihat koleksi yang memamerkan benda-benda perbankan pada awal mula dikenal di Indonesia. Mesin ATM, alat timbang perbankan, alat pemotong uang kertas, hingga kamar khusus buku besar merupakan beberapa koleksi yang dapat dilihat pengunjung.
Di salah satu sudut museum, pengunjung dapat melihat aneka jenis mesin tik dari masa ke masa yang tersusun rapih. Namun uniknya, cara pengelola menempatkan mesin tik menggunakan dinding sebagai media. Sehingga penataan mesin tik ini menjadi hal yang indah untuk dilihat.
Memasuki area bawah museum, pengunjung akan memasuki wilayah yang diberi nama brandkast, kluis atau safe deposit. Di sini pengunjung dapat melihat berbagai macam brangkas beserta kuncinya. Bahkan, pengunjung akan melewati pintu besi yang super tebal untuk memasuki ruangan safe deposit box.
Tidak hanya itu saja, troli dan pengangkut uang beserta boneka peraga juga ikut menjadi bagian koleksi dari Museum Bank Mandiri.
Di Bagian akhir museum, pengunjung akan diperlihatkan diorama pembuatan Gedung NHM. Di sini pengunjung juga dapat melihat mesin lift dari zaman kolonial.
Mengunjungi Museum Bank mandiri, pengunjung seolah-olah akan diajak berkeliling melakukan kilas balik dan melihat sejarah panjang dunia perbankan nasional.
Museum Bank Mandiri merupakan bangunan cagar budaya yang menempati area seluas 1.039 m². Pada awalnya, gedung yang dibangun tahun 1929 dengan gaya arsitektur Neiuw-Zakelijk ini merupakan bangunan yang digunakan untuk kantor Nederlandsche Handel Maatschappij NV di Batavia. Berbagai koleksi perbankan diantaranya perlengkapan operasional bank, surat berharga, numismatik, buku besar, mesin hitung uang, brankas, dan lain-lain. Semua koleksi tersebut terdapat di ruang tata pamer yang didesain menarik sehingga terasa nuansa perbankan tempo dulu.