5.00
Informasi Kontak
Semidang Aji, South Sumatra 32155, Indonesia
Informasi Detail

Museum Si Pahit Lidah adalah museum arkeologi pertama di Sumatera Selatan. Di dalam museum, terdapat koleksi arkeologi berupa artefak. Artefak ini diperoleh melalui penggalian di sekitar Gua Putri dan Gua Harimau. Koleksi museum Si Pahit Lidah juga berasal dari hibah koleksi yang berkaitan dengan sejarah Sumatera Selatan. Museum Si Pahit Lidah berada dalam kepemilikan pemerintah Kabupaten Ogan Komering Ulu. Pengelolaannya diserahkan ke Unit Pelaksana Teknis Daerah Museum Si Pahit Lidah. Museum si pahit lidah berlokasi di Kecamatan Semidang Aji, Kabupaten Ogan Komering Ulu, Provinsi Sumatera selatan. Titik koordinatnya yaitu 4°04’06.1” Lintang Selatan 103°55’34.5” Bujur Timur. Museum Si Pahit Lidah dapat dicapai melalui 3 rute perjalanan. Rute pertama dari Bandar Udara Gatot Subroto dengan jarak tempuh 82,8 km. Rute kedua dari Stasiun Baturaja dengan jarak tempuh 36,1 km. Sedangkan rute ketiga dari Terminal Baturaja dengan jarak tempuh 31,9 kilometer. Pengunjung dapat mengunjungi museum setiap hari mulai pukul 08.00 WIB hingga pukul 15.00 WIB.

Cerita rakyat dan legenda tentang kisah Si Pahit Lidah sangat terkenal di Sumatera, khususnya di bagian selatan (Sumatera Selatan, Begkulu dan Lampung). Kepopuleran legenda masih dapat dilihat hingga saat ini, baik dalam lingkup masyarakat pewaris cerita legenda turun temurun ini. Popularitas legenda ini semakin tidak terbantahkan dalam dunia maya yang sangat digandrungi masyarakat sekarang. Ada 10 (sepuluh) dan bahkan lebih laman website/blogyang mempostingkisah dari legenda Si Pahit Lidah. Terbitan buku serial cerita rakyat atau sejenisnya, tentunya semakin memperkuat popularitas tokoh ini dan pewarisan cerita ini dari generasi ke generasi terus berlangsung. Penuturan cerita ini bukan hanya berlangsung di kelompok masyarakat yang menyakini ketokohan Si Pahit Lidah yang ada dalam cerita ini, tetapi juga sudah meluas keseluruh nusantara dan bahkan dunia.

Berdasarkan kisah cerita Legenda Si Pahit Lidah, terdapat dua pola cerita yang membedakan kisah legenda menjadi dua versi. Kisah legenda Si Pahit Lidah yang pertama memiliki kisah dengan jalan cerita mengambarkan kehidupan Si Pahit Lidah bersama istrinya dan adik iparnya yang bernama Aria Tebing. Dalam kisah versi ini, oposisi tokoh Serunting Sakti dengan Aria Tebing menjadi bumbu perselisihan dalam hubungan antara kedua tokoh dalam cerita ini. Muara dari perserteruan dua tokoh ini menjadi penyebab Serunting Sakti mengasingkan dirinya dari kehidupan sosial hingga akhirnya mendapatkan kesaktian. Setelah keluar dari pengasingannya dan kembali ke dalam kehidupan masyarakat. Kesaktian Serunting Sakti memiliki dampak positif dan negatif. Dampak buruk dari saktinya lidah Serunting Sakti. Setiap perkataannya yang mengucapkan sumpah terhadap orang, hewan dan benda, berubah menjadi batu. Dampak positif dari kesaktian Serunting Sakti adalah membantu sepasang suami istri yang tidak memiliki keturunan hingga akhirnya memiliki keturunan yang berasal dari sehelai rambut mereka. Dan merubah daerah yang gersang dan tandus menjadi hutan belantara yang lebat[cerita versi i].

Kisah Si Pahit Lidah yang kedua memiliki kisah dengan jalan cerita tentang pertempuran Si Pahit Lidah dengan Si Mata Empat. Dalam kisah ini hanya menceritakan tentang adu kesaktian antara Si Pahit Lidah dan Si Mata Empat. Si Pahit Lidah meninggal akibat tipu muslihat Si Mata Empat. Demikian juga Si Mata Empat, menemui ajalnya akibat keracunan lidahnya Si Pahit Lidah[cerita versi ii].

Secara umum, demikianlah pola cerita dan legenda Si Pahit Lidah yang beredar di kalangan masyarakat. Di luar cerita dan legenda Si Pahit Lidah yang tersebar luas tersebut. Di kalangan masyarakat yang ada di daerah Besemah, ternyata memiliki versi cerita sendiri tentang kisah Si Pahit Lidah. Beberapa kisah yang dituturkan memiliki orientasi cerita yang dipengaruhi oleh latar tinggalan megalitik yang ada di daerah mereka. Seperti penuturan cerita Si Pahit Lidah yang disampaikan oleh Pak Idriansyah dari Desa Tanjung Telang, Kecamatan Merapi Barat, Kabupaten Lahat. Di Desa Tanjung Telang sendiri terdapat sebuah situs megalitik yang berada di lingkungan sekolah SMP Merapi Barat, Kabupaten Lahat.

Menurut penuturan Pak Idriansyah, cerita dari orang tua tentang arca di Tanjung Telang. Nama arca itu dikenal sebagai Batu Puteri, kalau istilah kami sehari-hari “Batu Beteri”. Batu Puteri ini merupakan adik dari Si Pahit Lidah. Pada waktu dahulu, kebiasaan masyarakat menjemur padi di daerah ini dilakukan di pinggir kampung. Tidak boleh menjemur padi dilakukan ditengah-tengah kampung. Daerah kita berada di dataran yang tinggi, antara kampung dengan tempat menjemur padi dipisahkan oleh sungai.

Pada saat si Puteri ini sedang menjemur padi, Si Pahit Lidah sedang berada di rumah.

Layanan Yang Tersedia
Bisa Grup
Toilet
Ruang Teater




museum lainnya

Museum Si Pahit Lidah
5.01
Semidang Aji, South Sumatra 32155, Indonesia


Kategori lainnya